PLN Pelitaku


.

 Kalau ditanya apa sih harapan ku untuk PLN? sebenarnya harapanku sama seperti konsumen lainya yaitu harapanku PLN menjadi lebih baik. simpel sekali namun menurutku sudah mencakup banyak hal kalau PLN menjadi lebih baik tentu pemadaman berkurang,pelayanan lebih baik konsumen pun senang, jadi ketika konsumen mengeluh adanya pemadaman sebenarnya apa yang di inginkan konsumen yah PLN menjadi lebih baik.

" Semoga PLN menjadi lebih baik " 

Harapan saya

     Saya ingin berbagi pengalaman tentang PLN waktu saya dikampung tepatnya di sungai guntung, indragiri hilir,riau. di mana saya tinggal disana sudah lebih dari 10 tahun sebelum akhirnya saya SMA pergi keluar. jadi didaerahku itu yang namnaya listrik pada siang hari itu tidak ada, dulu waktu saya masih SD perna diberlakukan peraturan PLN bahwa listrik hidup penuh siang dan malam pada hari jum'at dan minggu beberapa tahun peraturan tersebut tidak berlaku dan berganti menjadi listrik hanya ada dimalam hari dan kemudian berganti menjadi pemadaman bergilir dan listrik hanya hidup di malam itupun kalau tidak ada pemadaman bergilir. masyarakat ditempatku sebenarnya tidak banyak mengeluh soal itu semua dijalani dan masyarakat daerahku sudah merasa biasa baik siang malam tanpa adanya listrik jadi pemadaman dianggap sebagai hal biasa.

     Beda sekali dengan keadaan listrik pulau didepan daerahku yg dibatasi laut, wilayah didaerahku terbagi 2 namun secara administratif masih daerah yang sama namun dibatasi oleh laut yang tidak jauh) disana listrik hidup terus, wajar sih daerah tersebut sudah berubah menjadi daerah industri dan pabrikan, pasokan listriknya tentu hidup selalu dan kendaraan mobil disana sudah banyak dan jalannya juga bagus. kembali lagi kedaerahku berbeda 180 derajat daerahku boleh disebut desa ga ada mobil dan jalan raya yang bagus  , listrik juga sering padam jadi kalau padam kami bisa liat pemandangan pulau sebelah yang gemerlapan hahaha :) 

     Seiring dengan berjalanya waktu daerahku tentu tidak terus menjadi ndes-ndeso mulu ,pembangunan terus dilakukan seperti perbaikan jalan tidak terkecuali listrik. munculah berbagai wacana akan menghubungkan listrik pulau seberang dengan daerahku, bagaikan "angin surga" semua masyarakat senang banget tak terkecuali aku, ga kebayang setiap hari listrik hidup terus namun semua itu hanya menjadi mimpi seorang anak desa ternyata rencana tersebut tak kunjung terlealisasi , saat itu saya jadi tidak optimis dengan PLN lagi namun kalau liat berita diTV ada daerah yang lebih tidak terjangkau lagi listriknya belum lagi dengar pengalaman  guru disekolah saat mereka sekolah dulu kalau dibandingkah masih mendinglah saya yang sekarang.


Usaha Ekonomi juga bergantung dengan PLN untuk maju
       Angin surga ternyata benar-benar berhembus,mimpi orang desa bukan lagi mimpi,selagi saya bersekolah diluar daerah saya sering berkomunikasi juga  dengan orangtua didaerahku,orangtuaku dan kakak-kakakku disana membuka usaha game center, konsep seperti itu sebenarnya dikeluarga kami sudah mau diwujudkan namun untuk mewujudkan usaha itu perlu pasokan listrik siang malam,dan saat itu hanya ada perusahaan listrik swasta yang sudah pasti harga listriknya tidak begitu menguntungkan namun akhirnya usaha tersebut benar dibuka pada tahun ini 2012 , sambil ngobrol tentang sekolah dan nilai sekolah saya disini saya pun bertanya tentang usaha orang tua saya disana ternyata PLN didaerahku sana sudah menghidupkan listrik setiap hari baik siang dan malam,dengar berita itu saya seraya tidak percaya ternyata PLN dari waktu ke waktu sebenarnya sudah semakin maju dalam menyediakan listrik bagi masyarakat.

          Harapan-harapan orang desa terpencil untuk ada listrik sebenarnya bisa terwujud seiring pembangunan didaerahnya.PLN harus menyadari bahwa banyak usaha-usaha ekonomi dan pengerak ekonomi sangat bergantung dengan pasokan listrik dari PLN,maka teruslah maju menjangkau daerah-daerah yang tidak mendapatkan listrik. pada akhirnya PLN menjadi pelita bagi bangsa ini yang gelap menuju cita-cita bangsa yang terang benderang , sejahtera , adil dan makmur.

Your Reply